Disfungsi ereksi adalah gangguan pada pria yang menyebabkan ketidakmampuan untuk memperoleh atau menjaga ereksi yang memadai selama aktivitas seksual. Masalah ini bisa dialami oleh siapa saja, namun lebih sering terjadi pada pria berusia lanjut seiring bertambahnya usia. Selain faktor usia, gaya hidup tidak sehat, stres, hingga penyakit kronis seperti diabetes atau tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga emosional dan psikologis, terutama dalam hubungan seksual. Banyak pria merasa kehilangan percaya diri, cemas, bahkan menarik diri dari pasangan. Padahal, disfungsi ereksi pada pria bukanlah akhir dari aktivitas seksual yang memuaskan. Dengan pemahaman yang tepat serta penanganan medis maupun dukungan pasangan, kondisi ini bisa diatasi secara efektif dan kualitas hidup pun dapat kembali membaik.
Penyebab Disfungsi Ereksi pada Pria
Mengetahui berbagai penyebab disfungsi ereksi pada pria sangat penting untuk menentukan pendekatan pengobatan yang tepat. Secara umum, penyebabnya dibagi menjadi dua kategori besar: fisik dan psikologis.
Penyebab Fisik
1. Penyakit jantung dan pembuluh darah
Jantung dan pembuluh darah berperan besar dalam proses ereksi. Ketika aliran darah ke penis terganggu karena masalah jantung atau penyumbatan arteri, ereksi pun jadi sulit terjadi. Banyak pria baru menyadari kondisi jantungnya setelah mengalami disfungsi ereksi.
2. Diabetes melitus
Banyak pria dengan diabetes tidak menyadari bahwa kadar gula darah yang tinggi bisa merusak pembuluh darah kecil dan saraf, termasuk yang berperan dalam fungsi seksual. Ini adalah salah satu penyebab disfungsi ereksi pada pria yang paling umum, terutama bila diabetes tidak terkontrol.
3. Hipertensi
Tekanan darah tinggi bisa melemahkan pembuluh darah dan menurunkan elastisitasnya. Selain itu, beberapa obat tekanan darah juga bisa berdampak pada kemampuan ereksi. Jika kamu memiliki hipertensi dan mulai merasakan perubahan pada fungsi seksual, jangan ragu berdiskusi dengan dokter.
4. Gangguan hormon
Testosteron bukan hanya soal dorongan seksual, tapi juga memengaruhi energi, suasana hati, dan rasa percaya diri. Saat hormon ini menurun, pria bisa merasa kehilangan gairah, dan ini bisa berdampak pada kehidupan seksualnya.
5. Obesitas
Kelebihan berat badan lebih dari sekadar soal penampilan. Obesitas meningkatkan risiko diabetes, tekanan darah tinggi, dan gangguan hormonal. Banyak pria tidak sadar bahwa perubahan gaya hidup sederhana bisa memperbaiki fungsi ereksi secara alami dan meningkatkan aktivitas seksual.
6. Efek samping obat-obatan tertentu
Beberapa obat bisa menurunkan libido atau mengganggu kemampuan ereksi. Jika kamu sedang dalam pengobatan dan mulai mengalami keluhan seksual, jangan malu untuk menyampaikannya ke dokter. Penyesuaian dosis atau jenis obat bisa sangat membantu.
7. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Merokok menyempitkan pembuluh darah, sedangkan alkohol dalam jumlah berlebihan bisa menurunkan sensitivitas dan kontrol. Gaya hidup ini sering jadi penyebab disfungsi ereksi pada pria, dan kadang diabaikan karena dianggap sepele.
Penyebab Psikologis
1. Stres dan kecemasan
Tekanan pekerjaan, masalah pribadi, atau rasa cemas berlebih bisa membuat pikiran pria terlalu sibuk hingga sulit menikmati momen intim. Banyak pria tidak sadar bahwa stres bisa sangat memengaruhi respons tubuh terhadap rangsangan seksual.
2, Depresi
Ketika suasana hati sedang jatuh, keinginan untuk berhubungan pun ikut menurun. Pria dengan depresi sering merasa tidak tertarik pada aktivitas yang sebelumnya menyenangkan, termasuk seks. Disfungsi ereksi bisa jadi salah satu sinyal tubuh bahwa ada yang perlu ditangani secara emosional.
3, Masalah hubungan dengan pasangan
Kehidupan seksual tak lepas dari kualitas hubungan. Ketika ada jarak emosional, komunikasi yang kurang, atau konflik, hal ini bisa berpengaruh langsung pada kemampuan pria untuk merespons secara seksual. Menyelesaikan masalah bersama bisa membawa perubahan besar.
4. Trauma seksual
Peristiwa traumatis di masa lampau dapat meninggalkan dampak emosional yang kuat dan bertahan lama. Bagi sebagian pria, trauma ini membuat hubungan intim menjadi sumber kecemasan, bukan kenyamanan. Dukungan profesional dan pasangan yang pengertian bisa membantu proses penyembuhan.
Cara Mengatasi Disfungsi Ereksi pada Pria
Menghadapi disfungsi ereksi pada pria adalah pengalaman yang bisa menggoyahkan kepercayaan diri. Namun, penting untuk diingat bahwa kondisi ini bukanlah akhir dari segalanya. Banyak pria berhasil mengatasi disfungsi ereksi dengan berbagai pendekatan, baik medis maupun alami. Berikut adalah beberapa cara yang bisa membantu Anda mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual:
Penanganan Medis
1. Konsultasi dengan dokter spesialis urologi
Langkah pertama dan terpenting adalah berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis urologi untuk mengobati gangguan ereksi. Dokter akan membantu mencari tahu penyebab disfungsi ereksi pada pria, apakah berasal dari faktor fisik, psikologis, atau gabungan keduanya yang mempengaruhi kemampuan mencapai ereksi. Jangan ragu untuk terbuka saat berbicara dengan dokter, karena semakin jelas informasi yang diberikan, semakin tepat pula penanganan yang bisa direncanakan.
2. Terapi Obat Oral
Terapi menggunakan obat-obatan seperti sildenafil (Viagra) atau tadalafil (Cialis) merupakan salah satu cara mengatasi disfungsi ereksi pada pria yang paling umum dan dapat membantu mempertahankan ereksi saat berhubungan seksual. Obat ini membantu memperlancar aliran darah ke penis saat terjadi rangsangan seksual. Efeknya cukup cepat dan banyak pria melaporkan peningkatan fungsi seksual setelah penggunaannya. Namun, obat ini sebaiknya digunakan dengan resep dan pengawasan dokter untuk menghindari efek samping yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan.
3. Terapi Suntikan atau Vacuum Pump
Jika obat oral tidak efektif, dokter mungkin menyarankan terapi lain seperti suntikan langsung ke penis atau penggunaan alat vacuum pump. Kedua metode ini bekerja dengan meningkatkan aliran darah ke penis secara mekanis. Meskipun terdengar kurang familiar, banyak pria yang merasa terbantu dan puas dengan hasilnya. Pilihan ini bisa menjadi solusi aman bagi pria yang tidak bisa menggunakan obat karena kondisi kesehatan tertentu yang menyebabkan disfungsi ereksi.
4. Operasi Implan Penis
Untuk kasus yang tergolong berat atau tidak merespons terapi lainnya, implan penis bisa menjadi pilihan terakhir. Prosedur ini dilakukan oleh dokter urologi berpengalaman dan mampu mengembalikan kemampuan ereksi secara permanen. Meski termasuk tindakan invasif, banyak pria merasa kualitas hidup mereka meningkat setelah prosedur ini. Keputusan ini tentunya perlu dipertimbangkan matang-matang bersama tenaga medis, terutama dokter spesialis urologi.
Terapi Alami dan Perubahan Gaya Hidup
1. Olahraga Rutin dan Gaya Hidup Sehat
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang terbukti dapat meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga kesehatan jantung, yang sangat berkaitan dengan fungsi ereksi. Selain itu, olahraga membantu mengurangi stres, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan kadar hormon testosteron secara alami. Kombinasi ini sangat efektif sebagai cara mengatasi disfungsi ereksi pada pria secara jangka panjang dan membantu mencapai ereksi saat berhubungan.
2. Pola Makan Seimbang dan Cukup Istirahat
Makanan sehat berperan besar dalam kesehatan seksual. Mengonsumsi sayuran hijau, buah-buahan, kacang-kacangan, ikan, dan makanan rendah gula dapat membantu memperbaiki aliran darah serta menjaga kadar hormon, yang penting untuk mempertahankan ereksi selama hubungan seksual. Selain itu, tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk pemulihan tubuh dan menjaga gairah seksual. Kurang tidur dan kelelahan kronis sering kali menjadi pemicu disfungsi ereksi yang tidak disadari.
3. Konseling dan Terapi Pasangan
Bila penyebab disfungsi ereksi berkaitan dengan stres, kecemasan, atau tekanan emosional, terapi psikologis bisa menjadi solusi. Konseling individu atau bersama pasangan bisa membuka ruang komunikasi yang sehat dan memperbaiki hubungan emosional. Terkadang, mengatasi ketegangan batin justru menjadi kunci dalam memperbaiki fungsi ereksi dan mengurangi ketidakmampuan. Jangan malu untuk mencari bantuan profesional dalam hal ini.
4. Dukungan dan Komunikasi dengan Pasangan
Pasangan yang pengertian dan mendukung dapat membuat perbedaan besar dalam proses pemulihan. Komunikasi yang jujur, empati, dan keintiman emosional dapat mengurangi tekanan yang dirasakan pria. Ketika pria merasa didukung dan tidak dihakimi, proses pemulihan dari gangguan ereksi menjadi lebih ringan dan hubungan pun bisa menjadi lebih erat dari sebelumnya.
Kesimpulan
Disfungsi ereksi pada pria adalah kondisi yang cukup umum terjadi, terutama seiring bertambahnya usia atau munculnya faktor risiko tertentu. Meski sering dianggap memalukan, kenyataannya kondisi ini bisa diatasi dengan langkah yang tepat. Mengetahui penyebab disfungsi ereksi pada pria adalah langkah awal yang sangat penting agar penanganan bisa dilakukan secara menyeluruh dan efektif dalam mencapai ereksi. Kombinasi antara perawatan medis dan perubahan gaya hidup sehat terbukti efektif membantu banyak pria kembali menikmati kehidupan seksual yang memuaskan. Jika Anda mengalami gejala disfungsi ereksi, jangan ragu untuk berkonsultasi langsung dengan dokter urologi di Urology Expert.
Baca juga: Bagaimana Disfungsi Ereksi Dapat Mengganggu Kesehatan Mental Pria?
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Referensi
- Yafi, F. A., Jenkins, L., Albersen, M., Corona, G., Isidori, A. M., Goldfarb, S., … & Hellstrom, W. J. G. (2016). Erectile dysfunction. Nature Reviews Disease Primers, 2, 16003.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27188339/ - Wibowo, S., & Santoso, A. (2020). Hubungan antara faktor risiko kardiovaskular dan kejadian disfungsi ereksi pada pria dewasa. Jurnal Andrologi Indonesia, 21(2), 45-52.
https://jurnal.ugm.ac.id/jai