Ciri Sakit Pinggang Karena Batu Ginjal, Cukup Khas
Ciri sakit pinggang karena batu ginjal mungkin agak berbeda dengan sakit pinggang akibat ketegangan otot area pinggang.
Memang sakit pinggang bisa saja berlangsung lama. Kadang hilang timbul tergantung posisi dan aktivitas. Mungkin kalau setelah melakukan aktivitas berat, sakit pinggang bisa muncul lagi dan akan mereda atau hilang setelah beristirahat.
Atau bisa saja kadang sakitnya menjalar sampai bokong atau hanya muncul di satu titik saja yakni daerah pinggang.
Ciri Sakit Pinggang Karena Batu Ginjal, Seperti Apa?
Ciri sakit pinggang karena batu ginjal bisa dibilang cukup khas. Nyeri pinggang akibat adanya batu ginjal itu konstan atau tetap ada walau sudah mengubah posisi. Berbaring, duduk, berdiri atau beraktivitas, tetap saja nyeri terasa. Inilah bedanya dengan sakit pinggang akibat otot yang bisa hilang dengan berbaring atau stop aktivitas.
Adanya endapan keras mirip batu, yang bersarang di ginjal atau di saluran kemih lainnya, bisa mengakibatkan sakit batu ginjal. Ada istilah kolik ginjal yang mungkin akan terasa nyeri hebat saat batu menyumbat atau menutupi saluran kemih. Walau endapan keras itu bisa saja berada di sepanjang saluran kemih, bisa di ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Rasa nyeri bisa saja memburuk kalau batu itu bergerak turun dan menyumbat saluran.
Kenapa Batu Ginjal Menyebabkan Nyeri?
Ketika batu bergerak memasuki ureter, maka saluran penghubung ginjal dan kandung kemih ini akan melakukan kontraksi sebagai wujud respons adanya batu. Ini yang menyebabkan nyeri di area panggul atau punggung bawah. Bahkan bisa terasa sampai di area selangkangan dan pada pria bisa terasa sampai testis.
Kenali Ciri Sakit Pinggang Karena Batu Ginjal
Nyeri pada batu ginjal seperti apa mungkin terasa seperti bergelombang (datang mendadak, dan bisa ringan atau berat) dan biasanya bisa berhenti saat ureter sudah berhasil mengeluarkan batu menuju kandung kemih.
Kombinasi menegangnya otot-otot pada saluran kemih, adanya kemungkinan terjadinya iritasi dan aliran urin yang tidak lancar atau bahkan bisa mengalir balik ke ginjal, menjadi beberapa faktor penyebab sakit pinggang.
Bila dicurigai kemungkinan nyeri pinggang ini akibat batu atau bukan, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan, seperti ultrasonografi untuk menentukan penyebab, yang sekaligus untuk mendeteksi lokasi dan ukuran batu serta ada tidaknya sumbatan.
Apa Penyebab Batu di Saluran Kemih?
Sebenarnya banyak faktor yang dianggap sebagai pemicu terbentuknya endapan keras ini yang akhirnya bersarang pada ginjal. Pola hidup yang kurang sehat mungkin menjadi awalnya. Kurangnya asupan air putih menjadi salah satu penyebabnya.
Banyak makan makanan tinggi kalium, protein, lemak juga bisa memicunya. Memang namanya dikenal sebagai sakit batu ginjal. Tetapi batu ini juga bisa terbentuk di sepanjang saluran kemih (batu saluran kemih atau batu kandung kemih).
Kalau ukurannya kecil, mungkin bisa akan keluar sendirinya via aliran urine. Tetapi yang berukuran besar belum tentu bisa. Ukuran yang besar mungkin saja bisa tersangkut mengingat saluran yang ada di sistem kemih, tidak bisa menampung besarnya batu.
Cara Mengatasi Batu Ginjal
Obat penghancur batu ginjal yang diresepkan dokter akan bisa membantu. Sementara batu-batu yang ukurannya besar, dokter perlu mengatasinya dengan prosedur medis sebagai ‘alat’ penghancur batu ginjal.
Teknologi terkini mengatasinya ada ESWL, ureterorenoscopy dan PCNL. ESWL adalah extracorporeal shock wave lithotripsy. Sedangkan PCNL adalah percutaneous nephrolithotomy.
Profil Singkat Dr. Andika Afriansyah, SpU
Dr. Andika Afriansyah, SpU, Sub.SpFFN(K), MARS, FICS adalah seorang Subspesialis Urologi Perempuan dan Neurourologi di Urology Expert Medical Center. Dengan pengalaman mendalam dalam pengobatan gangguan berkemih, termasuk prostatitis kronik dan tindakan minimal invasif pada batu ginjal, Dr. Andika juga aktif dalam penelitian dan edukasi kesehatan. Beliau memiliki sertifikasi internasional dan merupakan anggota berbagai organisasi profesi, seperti Ikatan Ahli Urologi Indonesia dan International Continence Society. Melalui akun media sosialnya, Dr. Andika berbagi pengetahuan dan informasi terkait kesehatan urologi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.