Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat, yaitu bagian dari sistem reproduksi pria yang berfungsi memproduksi cairan semen atau air mani. Kelenjar prostat ini terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi saluran kemih (uretra), dan bisa terkena prostatitis. Ketika terjadi peradangan, baik karena infeksi bakteri maupun penyebab non-infeksi, prostat bisa membengkak dan menimbulkan berbagai keluhan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kondisi ini dapat bersifat akut maupun kronis. Prostatitis akut biasanya muncul mendadak, disertai gejala infeksi berat seperti demam tinggi dan nyeri tajam. Sementara itu, prostatitis kronis berkembang perlahan dan dapat berlangsung selama berbulan-bulan. Gejala prostatitis sering kali menyerupai infeksi saluran kemih dan bisa memengaruhi kenyamanan saat buang air kecil, fungsi seksual, hingga kualitas hidup pria secara keseluruhan.
Gejala Prostatitis yang Perlu Diwaspadai
Berikut ini adalah beberapa gejala prostatitis yang paling umum dialami oleh pasien, tergantung dari jenis dan tingkat keparahannya:
1. Nyeri di area panggul atau perineum
Rasa nyeri atau tekanan bisa muncul di antara anus dan skrotum (perineum), di perut bagian bawah, bahkan menjalar ke punggung bawah. Nyeri panggul adalah gejala yang paling konsisten, terutama pada prostatitis non-bakterial kronis.
2. Nyeri saat buang air kecil
Banyak pria yang mengalami prostatitis mengeluhkan sensasi terbakar atau sakit ketika buang air kecil, yang merupakan gejala yang muncul dari kondisi ini. Gejala nyeri ini disebabkan oleh iritasi pada saluran kemih akibat peradangan di sekitar prostat.
3. Sering buang air kecil, terutama malam hari
Frekuensi buang air kecil yang meningkat, terutama di malam hari (nokturia), merupakan tanda bahwa prostat yang meradang memberi tekanan pada kandung kemih.
4. Aliran urin lemah atau terputus-putus
Peradangan pada prostat dapat mempersempit saluran kemih, sehingga urin tidak mengalir lancar. Pasien merasa perlu mengejan, dan pancaran urin menjadi lebih lemah dari biasanya.
5. Nyeri saat ejakulasi dan keluarnya darah dalam sperma
Pada beberapa kasus, pasien melaporkan rasa nyeri saat ejakulasi serta darah dalam sperma atau air mani. Ini bisa menjadi gejala prostatitis bakteri kronis maupun non-bakterial yang menyerang pria.
6. Demam dan menggigil (pada prostatitis bakteri akut)
Pada jenis prostatitis bakterial akut, gejala infeksi sistemik seperti demam tinggi, menggigil, tubuh lemah, hingga mual dan muntah dapat menyertai nyeri di daerah prostat.
Cara Mengatasi Prostatitis Secara Medis
Penanganan prostatitis harus dimulai dari diagnosis yang akurat. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk evaluasi kondisi prostat melalui teknik pemeriksaan rektal digital. Selain itu, serangkaian pemeriksaan penunjang seperti tes darah, analisis urin, dan pengambilan sampel air mani dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri prostatitis. Dalam beberapa kasus prostatitis kronis, pemeriksaan lanjutan seperti pencitraan prostat atau bahkan biopsi prostatitis kronis mungkin dibutuhkan untuk menilai tingkat peradangan lebih lanjut dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti kanker prostat, salah satu penyakit prostat yang perlu diwaspadai oleh pria.
Jika prostatitis disebabkan oleh infeksi bakteri, gejalanya biasanya lebih berat dan memerlukan penanganan khusus. Bakteri yang masuk ke dalam kelenjar prostat dapat menyebabkan prostatitis bakteri akut, yang umumnya diobati menggunakan antibiotik oral atau suntikan selama 2 hingga 6 minggu, tergantung tingkat keparahan dan jenis bakteri yang terlibat. Untuk prostatitis bakterial kronis, pengobatannya bisa lebih panjang karena infeksi cenderung menetap. Selain antibiotik, dokter juga dapat memberikan obat anti-inflamasi, relaksan otot panggul, atau alpha-blocker untuk membantu mengurangi tekanan, nyeri, dan gangguan buang air akibat peradangan pada kelenjar prostat.
Perubahan gaya hidup juga penting dalam proses pemulihan prostatitis. Pasien dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi air putih, menghindari alkohol, kafein, serta makanan yang dapat memicu iritasi saluran kemih. Aktivitas seksual sebaiknya dibatasi saat gejala sedang aktif. Selain itu, disarankan untuk tidak duduk terlalu lama dan rutin melakukan latihan relaksasi otot dasar panggul untuk mengurangi tekanan pada prostat. Pada kasus prostatitis non-bakterial, kombinasi antara terapi medis dan perawatan suportif jangka panjang sangat penting untuk mengelola gejala dengan lebih baik.
Kesimpulan
Prostatitis merupakan peradangan pada kelenjar prostat yang dapat bersifat akut maupun kronis, dengan gejala seperti nyeri panggul, sering buang air kecil, dan rasa terbakar saat berkemih atau ejakulasi. Penanganan yang tepat melalui pemberian antibiotik, obat antiinflamasi, serta perubahan gaya hidup sangat penting dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan atau mengarah ke prostatitis, segera lakukan pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter spesialis urologi untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai. Kunjungi Urology Expert untuk informasi lengkap dan layanan profesional terkait kesehatan prostat dan saluran kemih pria.
Baca juga: Tips Jaga Kesehatan Prostat Mulai Usia 40 Tahun
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Referensi
- Nickel, J. C. (2011). Prostatitis. Canadian Family Physician, 57(1), 60–67. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3202001/
- Jayarajah, U., & Samarasekera, D. N. (2023). Prostatitis: current perspective on diagnosis and management. Sri Lanka Journal of Surgery, 41(1), 36–42. https://sljs.sljol.info/articles/10.4038/sljs.v41i1.9008
- Yadav, R., & Gupta, N. (2017). Comprehensive overview of prostatitis. Annals of Medicine and Surgery, 17, 1–10. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28813783/







