
Jengkol adalah makanan khas populer di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Sumatera, dikenal lewat olahan seperti semur jengkol dan jengkol balado. Meski nikmat, makan jengkol bisa memicu berbagai masalah seperti batu ginjal, gangguan ginjal, kerusakan ginjal, hingga gagal ginjal, terutama jika kebanyakan makan jengkol. Hal ini karena jengkol mengandung asam jengkolat yang bisa menumpuk di ginjal dan menyebabkan sakit ginjal, bahkan keracunan. Meski begitu, manfaat jengkol tetap bisa dirasakan jika dikonsumsi dengan bijak. Untuk mencegah penyakit ginjal dan memahami efek sampingnya, konsultasikan ke spesialis di Urology Expert, klinik urologi terpercaya dengan dokter berpengalaman.
Baca Juga: Pantangan Batu Ginjal: Makanan dan Kebiasaan yang Harus Dihindari
Benarkah Jengkol Bisa Menyebabkan Batu Ginjal?
Banyak penelitian medis membuktikan bahwa konsumsi jengkol berlebihan bisa meningkatkan risiko batu ginjal. Jengkol mengandung asam jengkolat yang dapat masuk ke ginjal, membentuk kristal tajam dalam urine, dan memicu gejala batu ginjal. Jengkol memang memiliki risiko serius karena jengkol juga mengandung jengkolic acid. Zat ini bisa menyebabkan gangguan pada ginjal atau saluran kemih, bahkan menyebabkan gagal ginjal. Jengkol juga bisa menyebabkan gangguan pada organ ginjal bila dikonsumsi tanpa kontrol. Dengan kata lain, jengkol memiliki kandungan jengkolic yang berdampak buruk bagi kesehatan ginjal.
Kandungan Jengkol yang Memicu Batu Ginjal
Jengkol memang memiliki kandungan jengkolic atau asam jengkolat (jengkolic acid), yaitu senyawa yang sulit larut dalam air. Tanpa asupan cairan cukup, zat ini bisa membentuk kristal di ginjal atau saluran kencing, yang memicu nyeri saat buang air kecil dan batu ginjal. Jika dibiarkan, bisa menyebabkan ginjal akut, mengalami kerusakan ginjal, bahkan komplikasi serius karena ginjal dapat menyebabkan gangguan lainnya. Penyakit ginjal juga bisa muncul akibat konsumsi berlebihan, terutama jika mengonsumsi jengkol mentah, jengkol goreng, atau terlalu banyak biji jengkol. Meski begitu, serat pada jengkol juga bermanfaat untuk daya tahan tubuh dan kesehatan tubuh, sehingga tetap memiliki manfaat bagi kesehatan bila dikonsumsi dengan bijak. Konsultasi ke dokter dengan spesialisasi penyakit ginjal tetap dianjurkan.
Bagaimana Batu Ginjal Terbentuk dari Konsumsi Jengkol Berlebihan?
Konsumsi jengkol berlebihan dapat memicu terbentuknya batu ginjal, terutama jika tidak disertai gaya hidup sehat. Berikut ini mekanisme dan faktor yang berperan dalam proses tersebut:
1. Pengendapan kristal di saluran kemih
Asam jengkolat yang tidak larut dapat mengendap di ginjal atau saluran kemih dan membentuk kristal tajam.
2. Tubuh kesulitan membuang asam jengkolat
Zat ini sulit dikeluarkan melalui urin, apalagi jika fungsi ginjal terganggu atau asupan cairan kurang.
3. Risiko meningkat tanpa hidrasi cukup
Kurangnya minum air membuat konsentrasi asam jengkolat dalam urin lebih tinggi, mempercepat pembentukan batu.
Dengan memahami proses ini, penting bagi penggemar jengkol untuk lebih bijak dalam mengonsumsinya.
Siapa Saja yang Lebih Rentan Terkena Batu Ginjal dari Jengkol?
Tidak semua orang yang mengonsumsi jengkol akan langsung mengalami batu ginjal, namun ada kelompok tertentu yang lebih rentan. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Orang dengan riwayat batu ginjal sebelumnya lebih mudah mengalami kekambuhan jika mengonsumsi jengkol.
- Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau metabolisme cenderung kesulitan membuang zat sisa seperti asam jengkolat.
- Mereka yang sering dehidrasi atau kurang minum air memiliki risiko lebih tinggi karena urin menjadi lebih pekat.
- Lansia dan orang dengan gaya hidup sedentari umumnya memiliki metabolisme lambat dan kurang aktif mengatur asupan cairan.
Kelompok-kelompok ini perlu lebih waspada dan membatasi konsumsi jengkol secara bijak.
Tips Aman Konsumsi Jengkol agar Tidak Memicu Batu Ginjal
Agar tetap bisa menikmati jengkol tanpa khawatir memicu batu ginjal, ada beberapa langkah aman yang bisa dilakukan. Berikut tips konsumsi jengkol yang lebih sehat:
- Batasi konsumsi jengkol, tidak setiap hari dan dalam porsi kecil.
- Minum air putih minimal 2–2,5 liter per hari untuk membantu melarutkan zat sisa di saluran kemih.
- Hindari makan jengkol saat tubuh dehidrasi, misalnya saat cuaca panas atau setelah aktivitas fisik berat.
- Rebus jengkol dan buang air rebusannya agar kadar asam jengkolat berkurang sebelum dimasak lebih lanjut.
- Kombinasikan dengan makanan tinggi serat dan rendah natrium untuk mendukung kesehatan ginjal secara keseluruhan
Dengan langkah-langkah ini, penggemar jengkol tetap bisa menikmatinya tanpa mengorbankan kesehatan ginjal.
Kesimpulan
Meskipun jengkol memiliki cita rasa khas yang digemari banyak orang, kandungan asam jengkolat di dalamnya dapat memicu terbentuknya batu ginjal jika dikonsumsi secara berlebihan dan tanpa pola hidup sehat. Risiko ini semakin tinggi pada orang dengan riwayat batu ginjal, dehidrasi, atau gangguan fungsi ginjal. Namun, dengan konsumsi yang bijak, seperti membatasi porsi, menjaga asupan cairan, dan mengolah jengkol dengan benar, risiko tersebut dapat diminimalkan. Jika Anda mengalami gejala mencurigakan atau ingin memastikan kondisi kesehatan ginjal, segera konsultasikan ke Urology Expert, klinik urologi terpercaya dengan layanan profesional dan teknologi medis terkini.
FAQ (Pertanyaan Umum)
Referensi
- Yulfiwanti et al (2023). Gangguan Ginjal Akut akibat Keracunan Jengkol. Diakses dari https://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/1482
- Hadibrata & Suharmanto (2022). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Batu Ginjal. Diakses dari https://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/1073?articlesBySameAuthorPage=2
- Jambi Medical Journal (2017). HUBUNGAN KONSUMSI JENGKOL DENGAN KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIS DI BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2017. Diakses dari https://online-journal.unja.ac.id/kedokteran/article/view/8014
- Bunawan et al (2014). Djenkolism: case report and literature review. Diakses dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC3998865/







