
Urine berdarah (hematuria) adalah munculnya sel darah merah dalam urine, yang bisa menjadi tanda penyakit serius seperti penyakit ginjal, infeksi uretra atau ureter, hingga kanker kandung kemih. Kondisi ini bisa menimbulkan rasa sakit, tapi kadang tanpa gejala. Gejala kencing yang tidak normal, seperti warna kemerahan atau nyeri, bisa disebabkan infeksi, gangguan pembekuan darah, atau salah satu penyebab kencing lainnya yang serius. Karena itu, penting untuk segera periksakan diri. Urology Expert siap membantu dengan dokter berpengalaman dan teknologi modern untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Baca Juga: Hematuria (Kencing Berdarah): Penyebab dan Mengobati Kencing Berdarah
Penyebab Kencing darah
Penyebab kencing berdarah disebabkan ketika sel darah merah masuk ke dalam air seni. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan. Berikut beberapa penyebab umum yang perlu diwaspadai bagi yang mengalami kencing keluar darah
1. Batu Ginjal
Batu bisa melukai saluran kemih dan menyebabkan perdarahan.
2. Infeksi Saluran Kemih
Bakteri menyebabkan peradangan, nyeri, dan darah dalam urine.
3. Infeksi Ginjal
Infeksi serius yang bisa menimbulkan keluhan nyeri pinggang dan demam.
4. Kanker Ginjal atau Kandung Kemih
Darah tanpa nyeri bisa menjadi tanda awal kanker.
5. Kanker Prostat atau Pembesaran Prostat (BPH)
Pada pria, gangguan prostat dapat memicu darah dalam urine.
6. Cedera atau Trauma
Benturan pada ginjal/kandung kemih bisa menyebabkan perdarahan.
7. Obat-obatan Pengencer Darah
Meningkatkan risiko perdarahan saluran kemih.
Pencegahan dan Perawatan Mandiri untuk Mengobati Kencing Berdarah
Untuk mencegah penyakit yang serius akibat kencing berdarah, batu ginjal, infeksi, atau kondisi serius yang disebabkan kanker, penting menjaga pola hidup sehat dan melakukan langkah perawatan mandiri. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
- Cukup minum air putih, minimal 2 liter per hari, untuk menjaga urine yang normal, tidak pekat, dan mencegah batu ginjal.
- Hindari makanan tinggi oksalat seperti bayam, cokelat, teh hitam, dan kacang-kacangan, terutama bagi yang memiliki penyakit batu ginjal.
- Kontrol tekanan darah dan gula darah, karena hipertensi dan diabetes dapat merusak ginjal dan memperburuk kondisi pasien.
- Waspadai gejala lain seperti mual, urine bau, atau urine bercampur darah, karena bisa menandakan infeksi atau kondisi serius lainnya.
- Lakukan pemeriksaan urine secara berkala jika mendapati urine yang berubah warna, nyeri, atau keluhan saat buang air kecil.
Menjaga kebiasaan ini secara konsisten dapat membantu mengurangi risiko hematuria dan berbagai gangguan urologi lainnya.
Kesimpulan
Urin berdarah adalah gejala yang tidak boleh diabaikan, meskipun sering kali muncul tanpa disertai rasa sakit. Salah satu penyebab utama kondisi ini adalah batu ginjal, yang jika tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi komplikasi serius. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter urologi berpengalaman di Urology Expert guna mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat mengenai darah di dalam urine, sehingga kesehatan saluran kemih Anda dapat terjaga dengan baik.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Referensi
- Leslie et al (2024). Gross and Microscopic Hematuria. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534213/
- Demirbas (2024). Blood in Urine (hematuria). Diakses dari https://www.drarifdemirbas.com/en/blog/bloody-urine
- Jiwon et al (2023). The Innovative Approach in Functional Bladder Disorders: The Communication Between Bladder and Brain-Gut Axis. Diakses dari https://www.einj.org/journal/view.php?doi=10.5213/inj.2346036.018