
Kesuburan pria memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan program kehamilan, karena sekitar 40–50% kasus infertilitas pada pasangan berasal dari faktor pria. Di Indonesia, data menunjukkan bahwa infertilitas pada pria menjadi salah satu penyebab utama pasangan sulit mendapatkan keturunan, meskipun sudah rutin berhubungan tanpa alat kontrasepsi. Gangguan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan sperma, gangguan pada air mani, masalah pada penis, kebiasaan merokok, pola konsumsi alkohol, hingga penyakit kronis seperti diabetes. Sayangnya, banyak pria belum menyadari adanya gangguan hingga terlambat ditangani. Artikel ini akan membahas secara ringkas mengenai penyebab dan gejala gangguan kesuburan pada pria, sehingga Anda dapat lebih waspada dan segera berkonsultasi ke dokter jika diperlukan. Sebagai langkah pencegahan, tak ada salahnya melakukan pemeriksaan kesehatan sejak dini. Saat ini sedang berlangsung promo Pemeriksaan Ginjal Sehat di klinik urologi kami kesempatan tepat untuk cek kesehatan ginjal Anda dengan harga lebih terjangkau. Link pemeriksaan bisa Anda temukan dengan klik link berikut.
Baca Juga: Penyebab Prostat Bengkak dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Gangguan Kesuburan pada Pria?
ketidaksuburan pada pria adalah kondisi saat pria mengalami masalah dalam menghasilkan atau mengantarkan sel sperma yang sehat untuk membuahi sel telur. Sperma membawa materi genetik pria ke sel telur wanita agar terjadi kehamilan. Pria dikatakan mengalami infertilitas jika setelah satu tahun berhubungan rutin tanpa alat kontrasepsi, pria maupun wanita belum juga mendapatkan kehamilan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kelainan sperma pada pria, gangguan pada saluran sperma, prostat, gangguan hormonal, serta jenis kelainan lainnya. Semua ini dapat menjadi salah satu penyebab infertilitas dan berisiko menyebabkan kemandulan bila tidak ditangani.
Penyebab Ketidaksuburan pada Pria
Penyebab ketidaksuburan pada pria bisa sangat beragam, mulai dari kondisi medis hingga gaya hidup yang kurang sehat. Berikut ini beberapa faktor yang paling sering menjadi pemicunya:
1. Masalah Medis:
- Varikokel: Pembesaran pembuluh darah di skrotum yang dapat mengganggu produksi dan kualitas sperma.
- Infeksi saluran reproduksi: Seperti epididimitis atau infeksi menular seksual yang merusak saluran atau jaringan penghasil sperma.
- Gangguan hormon (hipogonadisme): Ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi produksi sperma.
- Gangguan ejakulasi: Misalnya ejakulasi retrograd yang menyebabkan sperma masuk ke kandung kemih.
- Kelainan genetik: Seperti sindrom Klinefelter yang memengaruhi perkembangan testis dan produksi sperma.
2. Faktor Gaya Hidup dan Lingkungan:
- Merokok, alkohol, dan penggunaan narkoba: Dapat menurunkan jumlah dan kualitas sperma.
- Stres berlebih: Mengganggu keseimbangan hormon reproduksi.
- Paparan panas berlebih: Seperti sering menggunakan sauna atau menaruh laptop di pangkuan, dapat menurunkan produksi sperma.
- Paparan bahan kimia atau radiasi: Termasuk pestisida, logam berat, dan zat kimia industri.
3. Penyebab yang Tidak Diketahui (Idiopatik)
Dalam sebagian kasus, penyebab ketidaksuburan pada pria tidak dapat diidentifikasi secara pasti, meskipun hasil pemeriksaan tampak normal. Hal ini disebut infertilitas idiopatik dan tetap memerlukan evaluasi serta penanganan medis.
Gejala Umum Ketidaksuburan Pria
Gejala ketidaksuburan pada pria sering kali tidak langsung disadari, karena banyak pria yang mengalami kondisi ini tetap merasa sehat secara umum. Namun, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai, terutama jika Anda dan pasangan sedang menjalani program kehamilan. Gejala ini dapat menunjukkan adanya masalah yang mengganggu kesuburan pria dan bahkan berkaitan dengan ketidaksuburan pada wanita. Berikut ini beberapa gejala umum yang dapat menjadi indikasi:
1. Tidak memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan rutin tanpa kontrasepsi
Ini adalah tanda utama infertilitas, terutama jika hubungan seksual dilakukan secara teratur dan tanpa perlindungan. Kondisi ini bisa menunjukkan bahwa pria tidak bisa menghasilkan sperma yang cukup sehat, atau terdapat masalah dalam proses pembentukan sperma.
2. Masalah pada fungsi seksual
Termasuk libido yang menurun, kesulitan ereksi (disfungsi ereksi), atau ejakulasi dini. Masalah ini dapat menurunkan kualitas sperma dan memengaruhi kemampuan berhubungan seksual secara efektif, sehingga dapat menurunkan kesuburan.
3. Nyeri, bengkak, atau benjolan pada testis
Kondisi ini bisa mengindikasikan infeksi, varikokel (pelebaran pembuluh darah vena di skrotum), atau kelainan lain pada organ reproduksi pria, yang semuanya dapat mengganggu kesuburan pria.
4. Produksi sperma rendah atau tidak ada sperma sama sekali (azoospermia)
Biasanya diketahui melalui analisis sperma, kondisi ini menunjukkan bahwa sperma dalam air mani sangat sedikit atau bahkan tidak ada. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi pembentukan sperma, termasuk jenis-jenis kelainan sperma, seperti bentuk sperma yang tidak normal (bentuk sperma abnormal) atau sperma yang tidak bergerak dengan baik, yang semuanya dapat menurunkan kemungkinan terjadinya pembuahan oleh sperma sehat.
Menjaga pola hidup sehat seperti tidak merokok, membatasi alkohol, olahraga teratur, dan menjaga berat badan ideal dapat membantu menjaga kesuburan dan kualitas sperma.
Pentingnya Diagnosis Dini
Diagnosis dini sangat penting dalam menangani ketidaksuburan pada pria, karena semakin cepat diketahui penyebabnya, semakin besar peluang untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Berikut ini beberapa langkah dan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan:
- Pemeriksaan dasar kesuburan pria
Meliputi analisis sperma untuk menilai jumlah, bentuk, dan pergerakan sperma; pemeriksaan fisik untuk mendeteksi kelainan pada testis atau saluran reproduksi; serta pemeriksaan kadar hormon seperti testosteron dan FSH untuk mengetahui fungsi hormonal. - Kapan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter urologi
Jika setelah satu tahun berhubungan seksual rutin tanpa kontrasepsi pasangan belum juga hamil, atau jika Anda mengalami gejala seperti gangguan ereksi, nyeri pada testis, atau hasil analisis sperma yang tidak normal, sebaiknya segera konsultasi ke dokter spesialis urologi untuk evaluasi lebih lanjut.
Kesimpulan
Ketidaksuburan pada pria bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah medis seperti varikokel dan gangguan hormon, hingga gaya hidup yang tidak sehat. Gejala seperti kesulitan memiliki anak, masalah fungsi seksual, atau kelainan pada testis sebaiknya tidak diabaikan. Dengan melakukan diagnosis dini dan mendapatkan penanganan yang tepat, peluang untuk memiliki keturunan tetap terbuka lebar. Jika Anda atau pasangan mengalami gejala ketidaksuburan , jangan tunda untuk konsultasi lebih lanjut. Tim dokter berpengalaman di Urology Expert siap membantu Anda dengan pendekatan menyeluruh dan teknologi medis terkini. Sebagai langkah awal menjaga kesehatan reproduksi dan organ vital, Anda juga bisa memanfaatkan promo Pemeriksaan Ginjal Sehat yang sedang berlangsung di Urology Expert. Cek kondisi ginjal Anda sekarang dengan harga spesial klik link berikut untuk info selengkapnya.
FAQ (Pertanyaan Umum)
Referensi
- Rosdiana & Yuningsih (2023). Factors Affecting the Incidence of Infertility. Diakses dari https://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/PICNHS/article/view/1995
- Dando et al (2023). Infertile Couple and Pregnancy Outcomes for Patients Undergoing a Pregnancy Program in the Rural Area of Nagekeo District, Flores, East Nusa Tenggara. Diakses dari http://inajog.com/index.php/journal/article/view/1921
- Puspaningrum & Nugraheni (2022). Determinants of Male and Female Infertility: A Systematic Review. Diakses dari https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/8761
- Hochschild et al (2017). The International Glossary on Infertility and Fertility Care. Diakses dari https://www.fertstert.org/article/S0015-0282(17)30429-6/fulltext