
Varikokel adalah pelebaran pembuluh darah di dalam kantong skrotum yang umum terjadi pada pria usia produktif. Meski sering tanpa gejala, kondisi ini dapat memengaruhi kesuburan dan menimbulkan ketidaknyamanan. Sekitar 15% pria mengalaminya, dan sebagian membutuhkan prosedur varikokel jika muncul indikasi medis tertentu. Terdapat berbagai jenis bedah varikokel, seperti varikokelektomi terbuka, laparoskopi, mikrosurgikal, serta prosedur embolisasi. Masing-masing memiliki risiko dan efek samping, seperti nyeri, pembengkakan, atau kekambuhan. Pemulihan pasca operasi pun memerlukan perhatian khusus agar hasil optimal dapat tercapai.
Baca Juga: 7 Penyebab Nyeri Testis dan Gejalanya yang Harus Diwaspadai
Apa Itu Operasi Varikokel?
Operasi varikokel adalah prosedur bedah untuk mengikat atau menutup pembuluh darah vena yang melebar (varises) di skrotum atau buah zakar. Tindakan ini bertujuan mengembalikan aliran darah normal guna mengurangi nyeri, mengatasi pembengkakan, mencegah kerusakan testis, serta meningkatkan kualitas air mani, terutama pada pria dengan gangguan kesuburan. Beberapa metode yang umum digunakan antara lain varikokelektomi terbuka, laparoskopi, dan teknik mikrosurgikal yang menggunakan mikroskop untuk hasil yang lebih presisi dan minim risiko. Pemilihan metode operasi disesuaikan dengan kondisi medis penderita varikokel dan rekomendasi dokter, termasuk mempertimbangkan ukuran testis, fungsi ginjal, dan kemungkinan komplikasi.
Kapan Pembedahan Varikokel Diperlukan?
Varikokel adalah pembengkakan atau pembesaran pembuluh darah vena di kantong skrotum akibat gangguan pada katup vena, dan sering kali tidak menimbulkan keluhan. Namun, bagi pria yang mengalami varikokel disertai gejala tertentu, prosedur operasi mungkin diperlukan. Operasi biasanya dianjurkan oleh dokter spesialis urologi dalam beberapa kondisi berikut:
1. Nyeri testis yang menetap
terutama jika tidak membaik dengan pengobatan varikokel konservatif.
2. Infertilitas akibat gangguan sperma
seperti penurunan jumlah, bentuk, atau pergerakan sperma.
3. Atrofi atau pengecilan testis
yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah.
4. Varikokel grade sedang hingga berat
yang terdeteksi melalui pemeriksaan fisik atau USG skrotum.
5. Pencegahan jangka panjang
untuk menghindari kerusakan testis permanen dan menjaga fungsi reproduksi.
Pilihan prosedur operasi meliputi mikroligasi varikokel, embolisasi, maupun bedah terbuka, dengan metode rawat jalan atau rawat inap tergantung tingkat keparahan. Evaluasi menyeluruh oleh dokter spesialis urologi penting untuk menentukan penyebab varikokel dan metode perawatan terbaik.
Apa Saja Risiko Operasi Varikokel?
Meskipun bedah varikokel tergolong aman dan efektif untuk mengatasi varikokel yang menimbulkan gejala, prosedur ini tetap memiliki beberapa risiko dan komplikasi yang perlu diketahui oleh pengidap varikokel. Risiko dapat bervariasi tergantung kondisi pasien dan tingkat keparahan pembengkakan pada pembuluh darah yang dialami. Beberapa potensi komplikasi antara lain:
- Infeksi, terutama di area sayatan di selangkangan jika kebersihan luka tidak terjaga dengan baik.
- Hematoma, yaitu penumpukan darah setelah operasi di bawah kulit akibat perdarahan ringan.
- Hidrokel, yakni penumpukan cairan di sekitar testis yang dapat terjadi sebagai efek samping dari penanganan varikokel.
- Kekambuhan (residif varikokel), terjadi bila pembuluh vena yang parah tidak sepenuhnya tertutup selama operasi.
- Nyeri berkepanjangan, yang bisa muncul akibat tekanan di sekitar selangkangan atau karena iritasi jaringan oleh alat bedah.
Untuk meminimalkan risiko ini, penting bagi pasien memilih dokter spesialis urologi yang berpengalaman dan menjalani operasi di fasilitas terpercaya dengan teknologi modern. Penggunaan pereda nyeri pasca operasi serta pemantauan kondisi seperti darah setelah operasi juga merupakan bagian penting dari pemulihan yang optimal. Klinik Urology Expert siap memberikan penanganan varikokel menyeluruh guna memastikan hasil yang aman dan efektif.
Perbandingan Operasi vs. Pengobatan Non-Bedah
Tidak semua kasus varikokel memerlukan tindakan operasi. Dalam beberapa kondisi, pengobatan non-bedah bisa menjadi pilihan awal. Berikut perbandingan antara operasi varikokel dan pendekatan non-bedah:
- Observasi atau terapi suportif cukup jika varikokel tidak menimbulkan nyeri, gangguan kesuburan, atau pengecilan testis. Biasanya cukup dengan pemantauan rutin dan perubahan gaya hidup.
- Keuntungan operasi: memberikan solusi jangka panjang, efektif untuk meningkatkan kualitas sperma, dan mengatasi nyeri yang menetap.
- Keterbatasan operasi: ada risiko komplikasi dan memerlukan masa pemulihan.
- Keuntungan pengobatan non-bedah: tidak invasif, minim risiko, cocok untuk kasus ringan.
- Keterbatasan pengobatan non-bedah: tidak memperbaiki varikokel secara anatomis, tidak efektif pada kasus sedang hingga berat.
Diskusi dengan dokter urologi akan membantu menentukan pendekatan terbaik sesuai kondisi masing-masing pasien.
Kesimpulan
Operasi varikokel merupakan pilihan pengobatan yang efektif untuk mengatasi nyeri testis, memperbaiki kualitas sperma, dan mencegah kerusakan testis lebih lanjut. Namun, tindakan ini hanya dianjurkan jika ada indikasi medis yang jelas dan setelah evaluasi menyeluruh oleh dokter urologi. Dengan dukungan teknologi modern dan tim ahli berpengalaman seperti di Urology Expert, pasien dapat menjalani prosedur dengan aman dan hasil optimal. Konsultasikan kondisi Anda segera untuk mendapatkan penanganan terbaik sesuai kebutuhan.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Referensi
- Leslie et al (2023). Varicocele. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448113/
- Mirzazadeh et al (2018). Characterization of Pain in Varicocele and the Role of Varicocelectomy in Relieving Pain: A Single Center Prospective Study. Diakses dari https://www.gavinpublishers.com/article/view/characterization-of-pain-in-varicocele-and-the-role-of-varicocelectomy-in-relieving-pain-a-single-center-prospective-study
- Barry et al (2012). Five mm laparoscopic varicocelectomy versus conventional varicocele ligation in young men with symptomatic varicocele: A randomized clinical study. Diakses dari https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1110570412000057
- Chen, Christopher (2016). Laparoscopic Varicocelectomy: My Personal Experience of 4000 Cases. Diakses dari https://meridian.allenpress.com/international-surgery/article/101/1-2/2/115458/Laparoscopic-Varicocelectomy-My-Personal


