
Ginjal berperan penting dalam menyaring racun, menjaga keseimbangan cairan, dan membuang limbah melalui urine. Pola makan yang tepat, termasuk kadar asupan mineral seperti kalsium karbonat, berpengaruh besar terhadap fungsi organ ini. Meski kerap disalahpahami, kalsium dalam jumlah sesuai justru membantu mencegah penyakit ginjal, termasuk batu dan gagal ginjal. Di Urology Expert, kami siap membantu menangani berbagai kondisi urologi serta memberikan edukasi seputar peran nutrisi dalam menjaga kesehatan ginjal.
Baca Juga: Apa Saja Makanan yang Baik untuk Kesehatan Ginjal?
Peran Kalsium dalam Tubuh
Kalsium adalah mineral esensial yang berperan dalam menjaga kekuatan tulang, mendukung fungsi otot, serta membantu sistem saraf. Selain itu, mineral ini juga terlibat dalam metabolisme dan memengaruhi kerja sistem ekskresi, termasuk organ penyaring seperti ginjal. Asupan yang tepat tidak hanya penting untuk tulang, tetapi juga mendukung fungsi penyaringan tetap optimal.
Sumber Kalsium yang Aman untuk Ginjal
Untuk menjaga fungsi ginjal tetap optimal, penting memilih sumber kalsium yang sesuai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait asupan harian ini antara lain:
- Sumber alami seperti susu, keju, sayuran hijau (misalnya bayam), dan kacang-kacangan aman dikonsumsi karena lebih mudah diserap tubuh.
- Penggunaan tambahan kalsium, terutama dalam kondisi seperti kehamilan, penurunan kepadatan tulang, atau gangguan jantung, sebaiknya dilakukan atas arahan dokter urologi.
- Agar tubuh menyerap kalsium dengan lebih efisien dan mencegah peningkatan kadar kalsium darah yang bisa berdampak pada ginjal, konsumsilah bersamaan dengan makanan utama. Cara ini juga mengurangi efek penumpukan di organ ekskresi.
Dosis Kalsium Harian yang Dianjurkan Dokter
Mengetahui kebutuhan kalsium harian sangat penting untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh, termasuk mencegah penurunan fungsi ginjal. Berikut panduan umum terkait jumlah kalsium yang dibutuhkan:
- Kementerian Kesehatan RI dan WHO merekomendasikan asupan sekitar 1000–1300 miligram per hari untuk orang dewasa. Jumlah ini dibutuhkan tubuh untuk menjaga kepadatan tulang, fungsi otot, dan kerja ginjal.
- Penyesuaian mungkin diperlukan berdasarkan usia (lebih tinggi pada lansia), jenis kelamin (wanita pasca menopause umumnya membutuhkan kalsium lebih banyak), serta kondisi medis seperti gangguan penyerapan atau risiko batu ginjal.
- Kurangnya asupan kalsium dalam tubuh dapat memicu berbagai masalah kesehatan, sementara mengonsumsi kalsium secara berlebihan juga berisiko. Karena itu, penting memahami batas aman asupan harian dan menyesuaikannya dengan kebutuhan masing-masing, terutama bagi yang mengalami gangguan ginjal.
Risiko Asupan Kalsium Berlebih
Meskipun penting, asupan kalsium yang berlebihan justru bisa membahayakan kesehatan, terutama fungsi ginjal. Berikut beberapa risiko yang perlu diperhatikan terkait konsumsi kalsium untuk ginjal:
- Hiperkalsemia adalah kondisi kelebihan kalsium dalam darah yang dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal, mual, lemas, dan bahkan pembentukan batu ginjal.
- Pengawasan dokter sangat penting saat mengonsumsi suplemen kalsium, terutama bagi individu dengan riwayat gangguan ginjal atau risiko batu ginjal.
Peran Dokter Terkait dalam Menentukan Asupan Kalsium bagi Pasien Ginjal
Sebelum memutuskan jenis dan jumlah asupan kalsium yang dikonsumsi, sangat penting untuk melibatkan tenaga medis dalam prosesnya. Berikut alasan mengapa konsultasi medis berperan besar dalam menentukan asupan kalsium untuk ginjal:
- Pemeriksaan fungsi ginjal secara berkala membantu mengetahui kondisi ginjal terkini dan mencegah komplikasi akibat konsumsi kalsium yang tidak sesuai.
- Konsultasi dengan spesialis urologi penting untuk menentukan apakah tubuh Anda benar-benar membutuhkan suplemen kalsium, serta jenis dan dosis yang paling aman.
Kesimpulan
Asupan kalsium yang cukup dan tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan ginjal, terutama dalam mencegah pembentukan batu ginjal jenis oksalat. Dengan edukasi yang benar mengenai peran kalsium, masyarakat dapat terhindar dari kesalahan pola konsumsi yang justru berisiko mengganggu fungsi ginjal. Jika Anda memiliki riwayat batu ginjal atau ingin mengetahui kebutuhan kalsium yang sesuai dengan kondisi tubuh Anda, konsultasikan langsung dengan dokter spesialis urologi di Urology Expert untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan aman.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Referensi
- Evenepoel (2024). Recommended calcium intake in adults and children with chronic kidney disease a European consensus statement. Diakses dari https://academic.oup.com/ndt/article/39/2/341/7269225
- Cormick & Belizan (2019). Calcium Intake and Health. Diakses dari https://www.mdpi.com/2072-6643/11/7/1606
- Evenepoel et al (2012). Calcium balance in chronic kidney disease: walking the tightrope. Diakses dari https://www.kidney-international.org/article/S0085-2538(15)55225-3/fulltext
- Daman (2012). Influence Of Calcium Concentration In Drinking Water With Calcium Urine On Male At Ra’as Village, Klampis Subdistrict, Bangkalan Regency, Madura. Diakses dari https://www.ejournalwiraraja.com/index.php/FIK/article/view/43
- Teruel (2009). Calcium supplements in chronic renal failure. Diakses dari https://www.revistanefrologia.com/en-calcium-supplements-in-chronic-renal-articulo-X2013251409005178