Sebagian besar wanita mungkin belum terlalu familiar dengan istilah urologi, padahal urologi adalah bidang medis yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bidang ini menangani berbagai gangguan pada sistem saluran kemih seperti ginjal, kandung kemih, dan uretra, yang semuanya berperan besar dalam fungsi vital tubuh. Banyak yang tidak menyadari bahwa keluhan seperti sering buang air kecil, nyeri saat berkemih, atau urin bocor saat tertawa bisa menjadi tanda penyakit urologi pada wanita.
Mengenal lebih jauh tentang penyakit urologi pada wanita sangat penting agar kita lebih peka terhadap gejala yang sering dianggap sepele. Gangguan urologi bisa berdampak besar terhadap kenyamanan, kepercayaan diri, dan kualitas hidup secara keseluruhan, serta meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Dengan memahami jenis penyakit yang umum terjadi dan mengetahui kapan perlu konsultasi medis, wanita dapat menjaga kesehatan saluran kemih mereka dengan lebih baik dan menjalani aktivitas harian tanpa hambatan.
Apa Itu Penyakit Urologi pada Wanita?
Penyakit urologi pada wanita adalah gangguan yang terjadi pada sistem saluran kemih, yaitu jaringan organ yang mencakup ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra, dan dapat berhubungan dengan fungsi ginjal. Urologi adalah cabang medis yang menangani berbagai kondisi di area ini, mulai dari infeksi saluran kemih, batu ginjal, hingga masalah kandung kemih yang memengaruhi aktivitas sehari-hari wanita. Karena sistem saluran kemih pada wanita memiliki struktur yang berbeda dengan pria, risiko terhadap gangguan urologi juga cenderung lebih tinggi, dan sering kali memerlukan perhatian dari dokter spesialis urologi.
Salah satu perbedaan penting antara urologi pria dan wanita terletak pada panjang saluran uretra yang lebih pendek pada wanita. Kondisi ini membuat bakteri lebih mudah masuk dan menyebabkan infeksi, terutama di kandung kemih, sehingga penting untuk mencegah infeksi saluran kemih. Selain itu, perubahan hormon selama kehamilan, persalinan, atau menopause juga dapat memengaruhi fungsi sistem saluran kemih. Itulah sebabnya, memahami penyakit urologi pada wanita menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan dan kualitas hidup jangka panjang.
Apa Saja Penyakit Urologi pada Wanita yang Umum Terjadi?
Sistem saluran kemih wanita memiliki anatomi yang berbeda dan cenderung lebih rentan terhadap gangguan tertentu, yang dapat mempengaruhi perawatan yang diperlukan. Banyak wanita mengalami gejala seperti nyeri saat buang air kecil atau kebocoran urin, namun menganggapnya sepele. Padahal, ini bisa jadi tanda adanya masalah urologi yang perlu ditangani oleh dokter spesialis urologi untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Berikut beberapa penyakit urologi pada wanita yang paling umum terjadi, termasuk infeksi saluran kemih dan batu saluran kemih.
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih adalah gangguan urologi paling sering dialami wanita, dan sering kali memerlukan perawatan khusus untuk pasien. Gejalanya meliputi rasa perih saat buang air kecil, keinginan buang air yang sangat sering, urin berbau atau keruh, dan bahkan bisa disertai demam jika infeksi sudah naik ke ginjal. Wanita lebih rentan terkena ISK karena uretra mereka lebih pendek dibanding pria, sehingga bakteri dari luar lebih mudah masuk ke kandung kemih. Kebiasaan menahan kencing, kurang minum air putih, atau kebersihan organ intim yang kurang juga bisa menjadi pemicunya, yang dapat mencegah infeksi saluran kemih. Jika tidak ditangani, infeksi ini bisa menyebar ke ginjal dan menyebabkan komplikasi serius, sehingga penting untuk segera mendapatkan perawatan dari dokter spesialis urologi.
2. Kandung Kemih Terlalu Aktif (Overactive Bladder)
Kandung kemih terlalu aktif adalah kondisi ketika seseorang merasakan dorongan mendesak untuk buang air kecil, bahkan ketika kandung kemih belum penuh. Gejala lainnya termasuk frekuensi kencing yang sangat tinggi dan terbangun di malam hari untuk buang air. Kondisi ini bisa muncul akibat gangguan saraf, stres, atau perubahan hormon, seperti yang terjadi saat menopause, yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal. Meskipun tidak membahayakan nyawa, overactive bladder bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas tidur serta produktivitas, sehingga penting untuk mencari perawatan yang tepat.
Baca juga: Apa Saja Gejala Kandung Kemih Overaktif?
3. Inkontinensia Urin (Kebocoran Urine)
Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan menahan kencing, yang bisa terjadi saat tertawa, bersin, batuk, atau bahkan tanpa disadari, dan dapat menjadi masalah yang memerlukan perhatian dari dokter spesialis urologi. Ini adalah keluhan umum terutama pada wanita setelah melahirkan atau yang sudah memasuki usia lanjut. Penyebabnya bisa karena melemahnya otot dasar panggul, cedera setelah persalinan, atau penurunan kadar hormon estrogen. Meski umum, kondisi ini sering membuat wanita merasa malu atau menarik diri dari aktivitas sosial, padahal penanganan dini dapat mencegah penyakit urologi yang lebih serius. Inkontinensia bisa ditangani dengan latihan otot panggul (seperti senam Kegel), perubahan gaya hidup, hingga terapi medis.
4. Batu Ginjal
Batu ginjal atau batu saluran kemih terbentuk dari penumpukan zat sisa di dalam urin yang kemudian mengkristal dan menjadi keras. Wanita dengan batu ginjal atau batu saluran kemih biasanya mengalami nyeri hebat di bagian samping perut atau pinggang, mual, muntah, dan kadang terdapat darah dalam urin. Kurang minum air putih adalah faktor risiko utama, disusul dengan pola makan tinggi garam atau oksalat. Batu ginjal bisa kecil dan keluar sendiri melalui saluran kemih, namun dalam kasus yang lebih parah, diperlukan prosedur medis untuk mengangkatnya.
5. Sistitis Interstisial (Nyeri Kandung Kemih Kronis)
Berbeda dengan ISK yang disebabkan oleh infeksi bakteri, sistitis interstisial adalah kondisi kronis yang menyebabkan nyeri di kandung kemih tanpa infeksi yang terdeteksi, dan memerlukan diagnosis yang tepat dari dokter spesialis urologi. Gejalanya meliputi rasa nyeri atau tekanan di area panggul dan kandung kemih, frekuensi buang air kecil yang tinggi, serta perasaan tidak lega meski sudah berkemih, yang dapat menjadi tanda adanya penyakit saluran kemih. Penyebab pastinya belum diketahui, namun diduga terkait dengan peradangan kronis atau masalah sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini bisa berlangsung lama dan memengaruhi kualitas hidup secara signifikan, terutama karena nyeri dan ketidaknyamanan yang menetap, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi.
6. Prolaps Organ Panggul (POP)
Prolaps organ panggul terjadi ketika organ-organ seperti kandung kemih, rahim, atau usus turun ke arah vagina karena lemahnya otot dan jaringan penopang, dan sering kali memerlukan perawatan medis. Ini sering dialami wanita yang sudah melahirkan berkali-kali, mengalami obesitas, atau memasuki usia lanjut. POP bisa menyebabkan kesulitan buang air kecil, rasa penuh di vagina, kebocoran urin, atau bahkan nyeri saat berhubungan. Banyak wanita yang tidak menyadari bahwa gejala ini berkaitan dengan kondisi urologi yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi pria dan wanita. Dengan terapi fisik, penggunaan alat bantu (pessary), atau tindakan medis, keluhan ini bisa ditangani dengan baik.
Tanda-Tanda yang Perlu Diwaspadai
Banyak wanita mengalami keluhan seperti sering buang air kecil atau nyeri saat berkemih, tapi sering kali menganggapnya hal biasa. Gejala ringan seperti ini bisa menjadi tanda awal penyakit urologi pada wanita dan meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Salah satu yang umum adalah nokturia, yaitu buang air berulang di malam hari yang mengganggu tidur dan dapat menyebabkan pria maupun wanita menahan buang air. Rasa perih saat kencing juga bisa menandakan infeksi saluran kemih, terutama jika disertai dorongan mendesak ke toilet atau urin yang keruh dan berdarah. Jika dibiarkan, infeksi ini bisa menyebar ke saluran kemih bagian atas dan menyebabkan masalah serius.
Gejala lain yang perlu diperhatikan adalah dorongan buang air yang tiba-tiba dan sulit ditahan, yang bisa menjadi tanda overactive bladder. Kondisi ini cukup umum terjadi pada wanita dan bisa mengganggu aktivitas harian. Karena itu, mengenali dan memahami gejala penyakit urologi pada wanita sangat penting agar kamu bisa segera mencari bantuan medis. Dengan penanganan yang tepat, kesehatan sistem saluran kemih bisa terjaga dan kualitas hidup tetap optimal.
Kesimpulan
Penyakit urologi pada wanita adalah kondisi yang umum, namun bukan sesuatu yang harus ditoleransi terus-menerus. Kesadaran untuk mengenali gejala, melakukan pemeriksaan sejak dini, dan mendapatkan penanganan yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Menjaga sistem saluran kemih tetap sehat berarti menjaga kenyamanan, kepercayaan diri, dan kualitas hidup sehari-hari. Jika kamu merasa ada perubahan atau keluhan pada pola buang air, jangan abaikan sinyal tersebut. Konsultasikan langsung dengan dokter urologi yang memahami kebutuhan perempuan. Mulai langkah kecil hari ini demi tubuh yang lebih sehat dan nyaman, dan temukan layanan yang tepat dan terpercaya di Urology Expert melalui laman urologyexpert.id.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Referensi
- Gębka, N., Głogowska-Szeląg, J., Adamczyk, J., Gębka-Kępińska, B., & Szeląg, M. (2022). The most common urological conditions in postmenopausal women. Wiadomości Lekarskie, 75(8), 2027–2032. https://wiadlek.pl/wp-content/uploads/archive/2022/08/WLek202208215.pdf
- Medicover Hospitals. (2024, July 25). Urological disorders in women: What you need to know. Medicover Hospitals. https://www.medicoverhospitals.in/articles/urological-disorders-in-women
- Rahardjo, H. E., & Mochtar, C. A. (2018). Infeksi saluran kemih pada wanita: Diagnosis dan penatalaksanaan. Majalah Kedokteran Indonesia, 68(2), 87–93. https://mki-ojs.idionline.org/jurnal/article/view/208