Rasa sakit saat buang air kecil bukanlah keluhan yang bisa dianggap sepele. Aktivitas yang seharusnya berlangsung nyaman justru berubah menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Banyak orang langsung mengira penyebabnya adalah infeksi saluran kemih, karena itu yang paling umum terjadi. Namun sebenarnya, sensasi nyeri, perih, atau terbakar saat kencing bisa menjadi tanda dari berbagai kondisi medis yang lebih kompleks dan sering kali tidak disadari. Gejalanya bisa muncul perlahan atau tiba-tiba, kadang disertai keluhan lain seperti nyeri di perut bagian bawah, perubahan warna urine, atau bahkan demam.
Keluhan ini bisa dipicu oleh banyak hal, mulai dari iritasi ringan akibat penggunaan produk pembersih hingga gangguan yang lebih serius seperti batu saluran kemih, infeksi menular seksual, atau perubahan hormon. Bahkan pola makan, kurangnya asupan air putih, dan efek samping obat-obatan juga dapat memengaruhi kondisi saluran kemih. Oleh karena itu, penting untuk lebih mengenali sinyal yang diberikan tubuh. Jika rasa sakit saat buang air kecil terus berulang atau tidak kunjung membaik, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui penyebab pastinya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
11 Penyebab Sakit Saat Buang Air Kecil
Iritasi dari Produk Pembersih atau Sabun
Beberapa produk pembersih seperti sabun antiseptik atau cairan kewanitaan bisa menyebabkan iritasi di area uretra dan kandung kemih. Kandungan bahan kimia yang keras dapat merusak keseimbangan alami dan menyebabkan peradangan pada saluran kemih, yang dapat mengakibatkan sensasi nyeri. Ini sering dialami oleh wanita karena uretra wanita lebih pendek dan mudah terpapar bahan iritan, sehingga kencing terasa nyeri dan panas, terutama jika mengalami infeksi.
Efek Samping Obat-obatan
Beberapa jenis obat, terutama antibiotik, kemoterapi, atau suplemen tinggi mineral, dapat mengubah pH urine dan menyebabkan iritasi pada saluran kemih. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih serta menimbulkan rasa sakit saat buang air kecil. Jika rasa nyeri muncul setelah mengonsumsi obat tertentu, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter, karena kemungkinan besar keluhan tersebut disebabkan oleh efek samping obat yang dapat mengakibatkan urine keluar sedikit disertai sensasi nyeri.
Trauma Fisik atau Seksual
Cedera akibat hubungan seksual, prosedur medis tertentu, atau aktivitas seperti bersepeda dapat menyebabkan trauma ringan pada uretra. Kondisi ini dapat memicu disuria atau nyeri saat buang air kecil, dan dalam beberapa kasus juga berkaitan dengan infeksi pada vagina atau gangguan pada saluran kemih. Meskipun sering dianggap ringan, trauma semacam ini berisiko memperparah peradangan pada saluran kemih apabila tidak segera ditangani dengan baik.
Infeksi Menular Seksual
Beberapa infeksi menular seksual seperti klamidia dan gonore dapat menyerang saluran kemih dan menyebabkan nyeri saat kencing. Infeksi ini berpotensi mencapai kandung kemih, yang dapat menjadi salah satu penyebab infeksi saluran kemih. Gejalanya sering kali samar dan tidak langsung terlihat, namun tetap dapat menimbulkan rasa nyeri, sensasi terbakar saat buang air, hingga nyeri di perut bagian bawah akibat infeksi. Kondisi ini lebih sering dialami oleh wanita aktif secara seksual, terutama jika berhubungan seksual tanpa perlindungan, yang meningkatkan risiko mengalami ISK serta infeksi pada kandung kemih dan uretra.
Dehidrasi dan Kurang Minum Air Putih
Kurangnya asupan air putih dapat menyebabkan urine menjadi lebih pekat dan bersifat asam, sehingga meningkatkan risiko iritasi pada saluran kemih. Kondisi ini dapat menimbulkan sensasi nyeri saat buang air, memperbesar kemungkinan mengalami infeksi bakteri, dan membuat kencing terasa nyeri. Selain itu, kebiasaan menahan kencing dalam waktu lama juga dapat memperparah kondisi tersebut. Untuk mengatasi rasa sakit dan mengurangi risiko infeksi, sangat disarankan untuk minum air putih secara cukup dan hindari kebiasaan menahan kencing terlalu sering.
Konsumsi Makanan dan Minuman Tertentu
Beberapa makanan seperti makanan pedas, minuman berkafein, atau yang mengandung gula buatan tinggi dapat mengiritasi kandung kemih dan menyebabkan sensasi nyeri saat berkemih, terutama pada individu yang sudah mengalami kencing sedikit dan terasa sakit. Kondisi ini dapat menyebabkan kencing terasa nyeri dan menimbulkan gejala yang menyerupai infeksi, termasuk menjadi salah satu penyebab disuria. Jika gejala muncul setelah mengonsumsi makanan tertentu, sebaiknya perhatikan jenis asupannya dan hindari makanan yang berpotensi memicu iritasi pada saluran kencing.
Batu di Saluran Kemih
Batu ginjal atau batu kandung kemih dapat berpindah ke saluran kemih dan menyebabkan nyeri saat buang air kecil. Jika tidak ditangani, kondisi ini juga dapat memicu infeksi yang serius. Rasa sakit yang ditimbulkan bisa sangat tajam, terutama ketika batu menyumbat aliran urine. Situasi ini sering menjadi penyebab disuria dan membuat penderitanya merasakan nyeri saat kencing. Gejala lain yang mungkin muncul meliputi nyeri panggul, nyeri perut, urine berdarah, atau tanda-tanda infeksi saluran kemih.
Reaksi terhadap Alat Kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom berpelumas atau IUD dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit saat buang air kecil, terutama jika terjadi peradangan pada jaringan di sekitar uretra dan kandung kemih. Reaksi ini juga dapat berhubungan dengan kondisi seperti penyakit radang panggul atau bahkan prostatitis. Oleh karena itu, penting untuk memilih alat kontrasepsi dengan bijak dan melakukan evaluasi medis jika mengalami gejala yang tidak biasa, agar tidak memperburuk kondisi saluran kencing dan mencegah risiko infeksi.
Kandung Kemih Terlalu Aktif
Kandung kemih yang terlalu aktif atau overactive bladder adalah kondisi yang menyebabkan dorongan buang air kecil yang terlalu sering dan tiba-tiba. Kondisi ini membuat kencing lebih sering dialami dan dapat menimbulkan rasa nyeri karena tekanan yang berulang pada saluran kemih. Akibatnya, penderita sering mengalami disuria serta gangguan pada uretra saat buang air kecil, meskipun tidak selalu disebabkan oleh infeksi.
Gangguan Saraf
Gangguan pada saraf yang mengatur fungsi kandung kemih, seperti yang terjadi pada penderita diabetes, stroke, atau cedera tulang belakang, dapat menyebabkan kesulitan dalam mengontrol buang air kecil. Hal ini dapat memicu nyeri saat kencing dan meningkatkan risiko infeksi berulang yang mungkin disebabkan oleh bakteri penyebab. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi infeksi ginjal atau prostat, yang sering kali disertai gejala lain seperti demam. Penanganan medis yang menyeluruh sangat dibutuhkan dalam kasus seperti ini.
Perubahan Hormon pada Wanita
Penurunan hormon estrogen setelah melahirkan atau selama masa menopause dapat menyebabkan penipisan dan peningkatan sensitivitas pada jaringan uretra. Kondisi ini membuat wanita lebih rentan mengalami iritasi, infeksi jamur, dan nyeri saat buang air kecil. Perubahan hormonal seperti ini juga dapat memperburuk kondisi kencing sedikit dan terasa sakit, sehingga menjadi salah satu penyebab kencing sakit yang cukup sering dialami oleh wanita usia lanjut.
Kesimpulan
Sakit saat buang air kecil bisa disebabkan oleh berbagai hal, tidak selalu karena infeksi saluran kemih. Iritasi kimia, batu di saluran kemih, gangguan pada uretra, atau masalah pada kelenjar prostat juga bisa menimbulkan rasa nyeri dan sensasi terbakar saat buang air. Gejala seperti kencing terasa nyeri, nyeri di perut, atau urine yang keluar sedikit dan terasa sakit sebaiknya tidak diabaikan. Pemeriksaan medis penting untuk mengetahui penyebabnya secara pasti agar penanganan bisa dilakukan dengan tepat. Jika mengalami keluhan berulang atau gejala yang mengganggu, segera periksakan diri ke Urology Expert untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca juga: Apakah Nyeri Saat Buang Air Kecil Selalu Tanda Infeksi Saluran Kemih?
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Referensi
- Dewi, R. K., & Susanti, N. (2020). Penyebab masalah kesehatan infeksi saluran kemih pada wanita usia produktif. Jurnal Pengabdian dan Penelitian, 12(1), 23-30. https://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/download/1238/967/
- Jaya, R., & Putra, I. G. (2020). Risiko infeksi saluran kemih pada remaja akibat kebiasaan menahan kencing dan hygiene. Jurnal Akademi Ilmu, 8(1), 33-40. https://ejournal.itekes-bali.ac.id/index.php/jai/article/download/586/318/3498







