Menahan kencing adalah kebiasaan yang sering terjadi tanpa kita sadari dalam rutinitas sehari-hari. Banyak orang melakukannya karena sedang sibuk bekerja, terjebak macet di jalan, berada di tempat umum yang tidak memiliki toilet, atau sekadar menunda karena merasa masih mampu menahan. Bahkan saat tertidur pun, tak sedikit orang memilih tetap tidur meski kandung kemih sudah memberi sinyal. Kita terbiasa menganggap hal ini wajar, tanpa memikirkan dampak yang mungkin terjadi pada tubuh, termasuk risiko batu ginjal yang dapat berkembang biak dan menyebabkan infeksi. Padahal, rasa ingin buang air kecil adalah tanda alami bahwa tubuh perlu segera membuang limbah cair yang sudah tidak dibutuhkan, dan menahan pipis dapat memperburuk kondisi ini.
Sayangnya, banyak pasien yang belum menyadari bahwa kebiasaan ini menyimpan risiko serius bagi kesehatan. Bahaya menahan kencing bukanlah sekadar rasa tidak nyaman atau nyeri sesaat, tapi bisa berkembang menjadi masalah medis yang lebih kompleks. Jika dilakukan terus-menerus, menahan buang air kecil terlalu lama dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, iritasi kandung kemih, bahkan meningkatkan risiko kerusakan ginjal akibat menahan urine, yang dapat mengganggu aliran urine.
Bahaya dari Kebiasaan Menahan Kencing
a. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Menahan buang air kecil terlalu lama bisa membuat urin tertahan lebih dari seharusnya, sehingga meningkatkan risiko untuk membentuk batu. Padahal, urin membawa sisa-sisa metabolisme dan bakteri yang harus segera dikeluarkan. Saat dibiarkan menumpuk, bakteri punya lebih banyak waktu untuk berkembang di saluran kemih. Inilah yang bisa memicu infeksi saluran kemih (ISK). Gejalanya antara lain anyang-anyangan, rasa terbakar saat kencing, urin berbau tajam, bahkan bisa disertai demam, yang menunjukkan bahaya menahan buang air dan dapat berkaitan dengan kebocoran urine. Kondisi ini umum terjadi, terutama pada wanita, dan bisa berulang jika kebiasaan menahan kencing terus dilakukan.
b. Pembentukan Batu Kandung Kemih
Urin sebenarnya mengandung mineral seperti kalsium dan asam urat, yang jika tidak dikeluarkan dapat membentuk batu. Jika urin tidak segera dikeluarkan, zat-zat ini bisa mengendap dan membentuk kristal kecil. Dalam jangka waktu tertentu, kristal ini bisa menyatu dan menjadi batu kandung kemih. Batu ini bisa menimbulkan rasa nyeri saat buang air kecil, aliran urin terhambat, atau bahkan perdarahan. Proses terbentuknya batu biasanya terjadi secara diam-diam dan baru terasa saat ukurannya membesar. Menahan kencing adalah salah satu faktor risiko utama terbentuknya batu ini.
c. Gangguan Fungsi Kandung Kemih
Kandung kemih adalah organ berotot yang fleksibel, namun jika terus-menerus dipaksa menahan urin, elastisitasnya bisa terganggu. Akibatnya, kandung kemih tidak bisa mengembang dan mengempis secara normal, yang dapat mempengaruhi frekuensi buang air. Anda mungkin akan merasa sering ingin buang air kecil, tapi setiap kali ke toilet hanya keluar sedikit, yang bisa menjadi tanda adanya masalah pada uretra yang mempengaruhi frekuensi buang air. Ini bisa menandakan bahwa otot kandung kemih mulai tidak berfungsi optimal dan dapat berakibat pada kesehatan panggul serta meningkatkan frekuensi buang air kecil. Dalam jangka panjang, fungsi kandung kemih bisa menurun, dan Anda akan merasakan ketidaknyamanan setiap kali ingin kencing.
d. Risiko Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine adalah kondisi di mana seseorang sulit mengontrol keluarnya urin, yang dapat berhubungan dengan masalah pada saraf. Salah satu penyebabnya adalah otot-otot kandung kemih dan sfingter (katup penahan urin) yang melemah karena kebiasaan menahan buang air. Jika ini terjadi, urin bisa keluar secara tidak sengaja saat batuk, tertawa, atau bahkan saat bergerak, yang dapat mengakibatkan kebocoran urine. Kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kepercayaan diri. Sayangnya, banyak orang baru menyadari setelah gejalanya muncul terus-menerus, yang dapat mempengaruhi aliran urine.
e. Nyeri pada Perut Bagian Bawah atau Pinggang
Saat kandung kemih penuh dan dipaksa untuk terus menahan, tekanan di dalamnya akan meningkat. Tekanan ini bisa menyebar hingga ke perut bagian bawah dan pinggang, menyebabkan rasa nyeri atau tidak nyaman. Rasa ini bisa datang perlahan atau tiba-tiba dan membuat aktivitas terganggu. Beberapa orang bahkan merasa seperti kram atau tertusuk di bagian bawah perut. Nyeri ini adalah cara tubuh memberi sinyal bahwa kandung kemih sudah tidak mampu menahan lebih lama dan memerlukan perhatian untuk mengontrol buang air.
f. Kerusakan Ginjal dalam Kasus Parah
Dalam kondisi yang sudah kronis, menahan kencing bisa memberikan tekanan balik ke saluran kemih atas, yaitu ureter dan ginjal. Jika urin tidak bisa mengalir lancar dari ginjal ke kandung kemih, lama-lama ginjal bisa mengalami pembengkakan atau kerusakan. Kondisi ini disebut juga sebagai hidronefrosis. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara permanen. Inilah alasan pentingnya tidak mengabaikan dorongan buang air kecil, terutama jika disertai nyeri atau gejala lain.
Baca juga: Cara Mencegah Infeksi Saluran Kemih dengan Pola Hidup Sehat
Cara Menghindari Kebiasaan Menahan Kencing
Menghindari kebiasaan menahan kencing sebenarnya bisa dimulai dari langkah-langkah sederhana dalam keseharian. Salah satunya adalah dengan membiasakan diri memiliki jadwal buang air kecil secara teratur, misalnya setiap 3–4 jam sekali, meskipun belum terasa ingin. Hal ini membantu kandung kemih tetap aktif dan mencegah penumpukan urin terlalu lama. Bagi Anda yang sering lupa atau terlalu fokus dengan aktivitas, coba pasang pengingat ringan di ponsel agar tidak melewatkan waktu untuk ke toilet dan menghindari kebiasaan menahan buang air.
Selain itu, pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik dengan minum air putih yang cukup sepanjang hari untuk menjaga aliran urine yang lancar. Air membantu menjaga aliran urin tetap lancar dan mencegah konsentrasi urin yang terlalu pekat. Sebisa mungkin kurangi konsumsi berlebihan minuman berkafein atau bersoda, karena kedua jenis minuman ini bisa membuat kandung kemih lebih cepat penuh dan memicu rasa ingin buang air kecil mendadak.
Kesimpulan
Menahan kencing sering kali dianggap sepele, padahal kebiasaan menahan buang air ini dapat berdampak serius pada kesehatan saluran kemih hingga fungsi ginjal. Risiko seperti infeksi saluran kemih, pembentukan batu kandung kemih, hingga kerusakan ginjal bisa terjadi bila dorongan untuk buang air kecil terus diabaikan, karena dapat mempengaruhi frekuensi buang air. Karena itu, penting untuk lebih mendengarkan sinyal tubuh dan tidak menunda buang air kecil terlalu lama.
Edukasi mengenai bahaya menahan kencing perlu ditanamkan sejak dini, baik untuk diri sendiri maupun anak-anak, agar kebiasaan sehat bisa terbentuk sejak awal. Jika Anda mulai merasakan keluhan pada saluran kemih atau ingin memeriksakan kesehatan ginjal secara menyeluruh, Urology Expert siap membantu Anda.
📌 Dapatkan promo menarik untuk Paket Pemeriksaan Ginjal Sehat dengan layanan terpercaya dari dokter spesialis urologi kami.
👉klaim voucher sekarang!
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Referensi
- Mayo Clinic. (n.d.). Urinary tract infection (UTI). Diakses dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-tract-infection/symptoms-causes/syc-20353447
- National Center for Biotechnology Information. (n.d.). Bladder Dysfunction. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538299/